Candi Batur Bulakan merupakan sebuah hutan jawa kuno yeng asri, eksotis dan juga mistis. Ribuan satwa liar seperti kera ekor panjang hidup di hutan yang mempunyai luas sekitar 3 ha ini. Banyaknya sumber mata air di hutan Candi Batur ini juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.
Letaknya yang sangat strategis inilah menjadikan Candi Batur sebagai tempat “ampiran” atau mampir para pengendara atau para wisatawan yang sengaja mampir, untuk sekedar melepas lelah, ngilangin galau, ngupi sambil menikmati panorama alam candi yang asri, udara nan sejuk.
Ribuan monyet ekor panjang hidup di hutan Candi Batur. Sambil santai dan beristirahat, kita bisa bercengkrama dengan monyet-monyet yang lucu dan jinak.
Banyak masyarakat yang mempercayai, dengan memberi makan monyet-monyet ekor panjang yang ada di Candi Batur, akan membawa keberkahan tersendiri.
Pohon bambu banyak dijumpai di hutan candi Batur. Namun, masyarakat tidak berani mengambilnya walaupun sudah tumbang karena takut kejadian mistis menimpanya.
Di Candi Batur terdapat banyak mata air yang mengalir ke Sungai dan menjadi sumber kehidupan masyarakat sekitar khususnya warga Bulakan. Ada Mata Air Siduda, Mata Air Wadonan dan yang lainnya. Konon, mata air-mata air ini dijaga oleh makhluk tak kasat mata. Dan mitos yang berkembang, mata air yang ada di Candi Batur mempunyai kasiat tertentu.
Di dalam Hutan Candi Batur terdapat makam
dan petilasan tokoh leluhur yang sering di ziarahi oleh warga masyarakat sekitar
bahkan warga dari luar kota.
“Saya lihat di sini (Candi Batur) situs sejarahnya histori banget yah. Mudah-mudahan situs ini bisa dilestarikan, bisa dijaga, kalau bisa dibesarkan, kita rawat. Mudah-mudahan ke depannya, semua elemen masyarakat di Pemalang lebih mengenal Candi Batur”.